Lewat Tulisan, Ku Temui Banyak Hal
Lewat Tulisan, Ku Temui Banyak Hal
Menulis bukanlah hal yang mudah untuk jadi dalam sekejap. Tulisan bukanlah hasil
yang tanpa perjuangan. Dari mulai merumuskan serpihan-serpihan ide yang
kemudian menjadi karya yang pantas dibanggakan. Menulis bukanlah hal yang kapanpun kita mau mengerjakannya, namun
menulis adalah proses terus menerus. Dari mulai sekolah dasar, aku diajarkan
menulis abjad lambat laun menulis kalimat dan paragraph. Kemudian semakin bertambah
jenjang pendidikan semakin banyak tulisan yang dihasilkan, semua pelajaran
tidak terlepas dari pada menulis. Sekarang menulis menjadi tugasku setiap pekan,
yang mana sebelumnya aku tak pernah menciptakan tulisan-tulisan dengan berbagai
tema yang terkadang dikaitkan dengan data. Tulisan-tulisan yang ku hasilkan
setiap pekan akan dimasukkan di blog sebagai bukti tugas TPKI (Teknik Penulisan
Karya Ilmiah). Mulai dari menulis tentang apa saja, kemudian menulis pengalaman
yang mengesankan, sampai tulisan-tulisan yang berkaitan dengan tujuan SDGs di daerahku
dan bahkan tentang COVID-19. Awal-awalnya sangat sulit bagiku untuk menuangkan ide-ide
yang terangkai di dalam otakku ke bentuk tulisan. Untuk menemukan ide saja tak
mudah seperti dibayangkan, terkadang sampai ketiduran memikirkan tentang apa
yang harus ditulis ataupun membaca artikel-artikel di internet berharap untuk
menemukan ide. Setelah menemukan ide terkadang bingung apa yang harus ditulis,
dimulai dari mana dan lain sebagainya. Meskipun begitu, bukankah itu bentuk
proses dalam menulis? Tulisan-tulisan yang telah ku hasilkan sampai ke
pertemuan 14 ini, ku perhatikan satu persatu ada perubahannya. Yang awalnya bahasa
yang ku tuangkan agak kaku kemudian menjadi tulisan-tulisan yang enak untuk
dibaca.
Dari menulis aku menemukan banyak hal-hal yang
baru. Adapun tulisan-tulisan yang telah kubuat yaitu tentang tujuan SDGs yang
kedua, tujuan SDGs yang berkaitan dengan
lingkungan, menulis opini tentang strategi dan upaya untuk penangganan pandemi COVID-19,
dan dampak COVID-19 terhadap bumi. Dari semua tulisan yang ku buat, satu
persatu menambah wawasanku. Sedikit demi sedikit aku mengenal daerah ku yaitu Provinsi
Bangka Belitung tentang perekonomian, kondisi ekosistem baik di darat maupun di
laut. Hal ini tentu saja, memberikan banyak info untuk persiapan menjadi KSK
nantinya. Perekonomian Bangka Belitung banyak berasal dari pertambangan timah.
Namun, pertambangan timah di Bangka Belitung dilakukan secara legal dan
illegal. Dengan banyak nya pertambangan timah yang dilakukan secara illegal meyebabkan
banyak kerusakan ekosistem didarat maupun di laut. Dapat kita temui di internet
banyaknya gambar-gambar dari kerusakan ekosistem di darat maupun di laut yang
terjadi di Provinsi Bangka Belitung. Ketika pulang kampong tepatnya pada
tanggal 28 Maret 2020, ku saksikan sendiri banyaknya lubang-lubang yang beragam
ukurannya akibat penggalian timah yang tidak kembali ditimbun. Sungguh miris
ketika melihat pulauku yang dipenuhi dengan lubang-lubang sebagai bentuk
ketidaktanggung jawaban dari sebagian masyarakat yang mana kemudian akan
berdampak kepada yang lainnya.
Setiap
tulisan-tulisan yang menjadi tugas blog akan dibaca oleh ibu yang mana kemudian
akan dikoreksi. Pernah sekali tulisanku disinggung oleh ibu, sungguh menjadi
motivasiku untuk terus berkarya. Tulisan yang dapat membuat pembaca merasakan
apa yang diceritakan, haruslah ditulis dengan penuh perasaan. Pesan ini tentu
saja akan selalu ku ingat saat aku akan menceritakan pengalaman-pengalamanku. Impianku
saat ini yang belum tercapai yaitu tulisanku dimuatkan di koran daerah. Melihat
teman-teman maju menceritakan tulisan-tulisan mereka yang dimuat di koran memotivasiku
untuk terus mencoba agar suatu nanti bisa seperti mereka. Melalui TPKI inilah
sedikit demi sedikit kami dilatih untuk menulis yang tidak lain sebagai persiapan
untuk menghasilkan tugas akhir yang
menjadi kunci kelulusan di Politeknik Statistika STIS yang tak lama lagi. Menghasilkan
tugas akhir akan menjadi perjuangan yang tak akan terlupakan.
Komentar
Posting Komentar