Aku Tak Menyesal Masuk Pesantren


Aku Tak Menyesal Masuk Pesantren

Hasil gambar untuk islamic centre plus bahrul ulum sungailiat bangka belitung

Banyak yang bilang kalau merantau itu berat apalagi kalau masih kecil. Akan tetapi demi pengalaman baru yang ingin ku telusuri aku pun menyetujui keinginan orang tuaku. Kisah ini seakan mengingatkan ku tentang memori lama yang ingin kembali ku resapi. Aku banyak belajar dari perantauan ku di pondok pesantren.

Masuk pondok bukanlah impianku apalagi ketika itu aku masih kecil yang pastinya tidak mau jauh dari orang tua. Akan tetapi, ketika ayahku membujukku untuk mencari  ilmu agama aku pun menyetujuinya. Setelah lulus sekolah dasar, aku pun mendaftar di pondok pesantren yang lumayan terkenal di Bangka Belitung yaitu Islamic Centre plus Bahrul Ulum, Sungailiat, Bangka. Ayah yang selalu menemaniku pada saat pendaftaran dan ujian masuk pondok pesantren. Ku lihat ayahku begitu semangat untuk menyekolahkan ku di pondok pesantren meskipun pada saat itu biaya yang dikeluarkan sangat banyak. Ayahku adalah seorang petani yang mana aku banyak belajar darinya tentang perjuangan dan cita-cita. Ayahku banyak menaruh harapan pada ku karena aku adalah anak sulung yang nantinya diharapkan dapat membantu menyekolahkan adik-adikku. Beberapa hari setelah ujian masuk pondok pesantren, kami pun melihat pengumuman kelulusanku di koran Bangka pos yang mana ayahku rela pergi ke Pangkalpinang untuk membeli koran dan ternyata aku lulus. Hal itu pastinya membuat ayahku bangga pada ku. Untuk segala kebutuhanku di pondok pesantren, ibuku membantuku mempersiapkan semuanya. Aku ingat pertama kali aku mengenakan kerudung  yaitu ketika aku masuk pondok pesantren. 

Tibalah saatnya aku harus tinggal di pondok pesantren dan waktu itu aku diantar oleh keluargaku. Setelah selesai semua barangku diangkut ke asrama, keluargaku pamit pulang.  Ketika melihat mereka pergi, entah mengapa aku tidak merasa sedih sama sekali. kemudian aku masuk ke asrama, ku lihat sebagian teman-temanku  mengelompok dan  mengobrol dengan bahasa kampungnya, namun ada juga yang enggan bergabung sama halnya dengan diriku. Setelah beres-beres ada seseorang yang menyapaku dan akhirnya kami menjadi teman dekat. Ia adalah teman pertama yang ku kenal namanya Maidah. Hari-hari pertama yang ku lewati dipondok pesantren banyak kejadian aneh yang membuat ku merinding salah satunya beberapa dari teman-temanku di asrama kerasukan. Hal ini terjadi karena mereka banyak melamun entah merindukan keluarganya ataupun  belum bisa menyesuaikan dengan suasana pondok pesantren.  Namun, hal itu tidak berlangsung lama setelah beberapa hari di pondok pesantren aku mulai merasakan padatnya kegiatan pondok, melakukan semua kegiatan sendiri dan banyak peraturan yang membuat kami tidak  bebas melakukan apa yang kami mau. 

Kegiatan kami di pondok pesantren dimulai dari tahajud jam 03.45-04.15 dan menunggu waktu sholat subuh. Setelah sholat subuh kami pun membaca al-quran. Setelah itu kami berkumpul di kelas untuk menerima dua sampai tiga kosa kata dalam bahasa inggris dan bahasa arab yang kemudian kami diminta untuk menghafalkannya. Setelah itu, kami sarapan dan bersiap-siap pergi ke sekolah yang tidak jauh dari asrama kami. Kami belajar mulai dari jam 07.00-15.00 yang diselingi dengan waktu istirahat, sholat duha, sholat dzuhur dan makan siang. Setelah pulang sekolah kami bersiap-siap untuk sholat ashar.  Setelah sholat ashar kami mempunyai kegiatan yang berbeda-beda ada yang ikut ekstrakulikuler, ada yang berkumpul di rumah ustadz untuk menyetor hafalan salah satunya aku, ada yang santai di asrama, dll. Hal yang unik ku temui di pondok pesantren ini setelah sholat magrib, banyak diantara kami  yang berlari-lari untuk mendapatkan antrian makan yang terdepan. Apalagi kalau lauknya enak seperti ayam kecap. Ketika terdengar adzan isya kami pun langsung bergegas sholat isya meskipun makanan kami belum selesai karena kami akan dihukum kalau terlambat. Setelah sholat isya kami akan diberi beberapa menit untuk persiapan  kegiatan selanjutnya yaitu  belajar malam. Di waktu jam belajar malam, terkadang lantai bagiku menjadi kasur terempuk untuk tidur meskipun kami mendapat teguran kalau ketahuan .

Jika bercerita tentang pelanggaran yang sering aku lakukan di pondok pesantren yaitu  pelanggaran bahasa yang mana kami diwajibkan berbicara menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris. Karena masih baru di pondok pesantren, aku belum terbiasa menggunakan kedua bahasa tersebut seringkali aku berbicara dengan menggunakan bahasa kampung ataupun bahasa Indonesia. Setelah dihukum kami akan berperan menjadi mata-mata yang mana  masing-masing dari  kami bertugas mencari dua orang dari teman-teman kami yang keceplosan atau berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia. Di pondok pesantrenku tidak hanya ada  pelanggaran bahasa saja namun ada juga pelanggaran bertemu cowok dengan sengaja, membawa hp ke asrama, keluar dari gerbang pondok pesantren tanpa seizing dari ustadz atau ustadzah, tidak ikut sholat berjamaah, dan tidak ikut kegiatan pondok pesantren. Semua dari pelangaran-pelanggaran itu akan adanya hukuman yang menanti si pelanggar.

Agenda rutin kami  setiap malam sabtu ialah kami mengadakan panggung di beberapa kelas yang dihiasi semenarik mungkin dengan menggabungkan meja-meja yang kemudian ditutupi dengan selimut dan ditambah dengan berbagai hiasan seperti bunga , lampu, dll. Biasanya yang bertugas mendekorasi panggung dilakukan di jumat sore. Kemudian kegiatan muhadarohnya dimulai  setelah sholat isya. Adapun acara-acara yang ditampilkan yaitu beberapa dari teman-teman kami yang berpidato dengan menggunakan bahasa arab atau bahasa inggris yang pastinya akan  dinilai oleh juri yang tidak lain adalah kakak tingkat kami di kelas dua sma. Selain itu, ada penampilan seperti drama dan juga ice breaking. Di sela-sela acara muhadaroh, pasti akan ada kakak tingkat yang mengunjungi setiap kelas yang bertugas  untuk memberi nilai mulai dari kreasi panggung, penampilan, dan semangat penonton. Setelah acara muhadaroh, kami semuanya akan dikumpulkan di lapangan untuk mendengarkan evaluasi dari kegiatan muhadaroh yang telah kami lakukan sekaligus pengumuman kelas mana yang mendapatkan nominasi terbaik yang mana kemudian akan diberikan hadiah.

Setiap hari sabtu dan minggu kami memiliki kegiatan yang berbeda dengan hari senin-jumat. Setiap sabtu, kami  berkesempatan untuk keluar pondok pesantren yaitu lari pagi yang mana aku selalu bersemangat menunggu kesempatan itu untuk melihat pemandangan di luar pondok pesantren.  Setelah sholat subuh berjamaah kami bersiap-siap  dengan memakai pakaian olahraga dan berkumpul di jalan. Sebelum lari pagi, kami mulai dengan percakapan berpasangan dengan menggunakan bahasa arab atau bahasa inggris. Pada saat lari kami biasanya menyanyikan yel-yel agar lebih semangat. Setelah lari pagi, kami dibagi tugas untuk bersih-bersih asrama, sekitar asrama, dapur,  halaman sekolah, dan lain-lainnya. Setelah semuanya bersih selanjutnya kami pergi ke dapur untuk menyantap sarapan yang biasanya berupa nasi goreng dan susu putih. Setelah itu kami mempunyai free time di asrama yang mana sebagian dari kami mendapat kunjungan dari orang tua  yang mana sesuai peraturan dari pondok pesantren kami hanya mendapat jatah kunjuan setiap sebulan sekali kecuali ada keperluan mendesak, ada yang mengerjakan tugas, ada yang tidur dan melakukan hal yan lain. 

Pengalaman menarik yang ku dapatkan  di pondok pesantren ini yaitu ketika pelantikan pramuka. Aku tidak pernah merasakan kegiatan yang menguji nyali seperti yang ku lakukan ini. Pelantikan kami dilakukan pada malam hari yang mana kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Kegiatan pelantikan dimulai sepertinya biasanya  dengan apel dan menyalakan api unggun. Kemudian kami disuruh tidur sampai jam 01.00 dan dibangunkan untuk melewati semua tantangan yang sudah disiapkan. Seketika itu aku melihat sekelilingku  semuanya gelap  yang mana semua lampu di pondok sengaja dimatikan. Kemudian kami diarahkan ke pos pertama, aku terkejut ketika aku melihat tantangan yang kami hadapi. Regu kami harus  merayu hantu yang tidak lain adalah pengurus dari pramuka yang menyamar menjadi hantu. Setiap pos yang kami lewati pasti ada hantu yang bermacam-macam model.  Aku ingat waktu itu aku disuruh mengambil air tanpa wadah hanya dengan menggunakan tangan kosong di kamar mandi asrama yang  sangat gelap dan aku tahu dibalik pintu asrama sudah disiapkan  hantu-hantu yang akan menggangu sesiapa pun yang masuk.  Aku pun memenuhi tantangan tersebut dengan berusaha  menghindar secepat mungkin dan melewati hantu-hantu yang kemudian ku berikan air yang ku kumpulkan dengan tanganku kepada kakak pemberi tantangan. Pada saat itu aku merasa seluruh badanku gugup dan panas dingin. Dari pelantikan pramuka itu, ku dengar suara-suara  teriakan dari regu-regu yang lain ketika berhadapan dengan hantu-hantu untuk memenuhi tantangan yang diberikan. Akhirnya setiap pos berhasil kami lewati tibalah kami di pengujung acara yang mana kami semua dikumpulkan di lapangan dan duduk bersama-sama untuk menonton sebuah tayangan tentang perngorbanan ayah dan ibu dalam hidup ini. Banyak diantara kami yang menangis entah karena merindukan mereka ataupun menyesal perbuatan kami pada mereka.

Sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya kami juga melaksanakan ujian awal semester dan ujian akhir semester namun ujian kami terbagi menjadi dua yaitu ujian lisan dan tertulis. Setelah UAS kami akan dizinkan pulang ke rumah yang mana tentu saja menjadi saat-saat yang kami nantikan. Kami dapat pulang ke rumah tidak hanya setelah UAS namun ada juga libur untuk merayakan lebaran idul fitri, namun untuk hari raya idul adha kami tidak diizinkan pulang ke rumah karena kami akan melakukan banyak kegiatan di pondok pesantren yang berhubungan dengan menyambut hari raya idul adha diantaranya berkumpul di masjid yang kemudian bersalam-salaman untuk meminta maaf,  memotong sapi, memanggang sate dari daging sapi yang dibagikan ke setiap asrama sehabis dipotong dan bertamu ke rumah ustadz yang tinggal di pondok pesantren.

Tiga tahun di pondok pesantren banyak pengalaman yang ku peroleh yang tidak hanya bercerita tentang peraturan yang ketat dan kegiatan yang padat, namun banyak kisah menyenangkan yang mungkin tidak dapat ku peroleh tanpa perantauan ku di pondok pesantren. Dengan hidup bersama banyak orang, aku mulai memahami tentang pentingnya sikap saling peduli dan mencintai sesama. Kita juga harus belajar mandiri dengan semua yang tersedia yang sebelumnya semua kebutuhan kita dibantu oleh ibu dan ayah. Di setiap pertemuan pasti akan adanya perpisahan, ceritaku di pondok pesantren berakhir dengan yudisium perlepasan kami. Hari itu adalah hari terakhir kami berkumpul satu generasi yang mana setelah itu kami berpencar-pencar di berbagai sma ataupun pondok pesantren. Kemudian aku melanjutkan pendidikanku di SMA 4 Pangkalpinang karena ayahku tidak mempunyai banyak uang untuk melanjutkan pendidikan SMA ku di pondok pesantren. Sekian kisah ku tentang pondok pesantren Islamic Centre plus Bahrul Ulum yang mana aku menyadari satu hal bahwa aku merasa tidak menyesal menjalani hari-hari ku di pondok pesantren sampai akhir meskipun awalnya aku pernah merasa tidak betah.
   


Komentar

  1. If you're looking to lose pounds then you need to get on this brand new custom keto plan.

    To produce this keto diet, certified nutritionists, fitness couches, and cooks united to provide keto meal plans that are useful, decent, money-efficient, and satisfying.

    Since their launch in early 2019, 100's of people have already transformed their body and health with the benefits a smart keto plan can give.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones offered by the keto plan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer