Langit Jakarta Menjadi Cerah. Apakah Ada Hubungannya dengan COVID-19?



Langit Jakarta Menjadi Cerah. Apakah Ada Hubungannya dengan  COVID-19?

Di Indonesia, jumlah kasus positif terus bertambah dari hari ke hari yang mana jumlah yang meninggal dan sembuh juga bertambah. Jika dihubungkan dengan provinsi yang ada di Indonesia, kasus positif covid-19 terbanyak terjadi di DKI Jakarta. COVID-19 tidak hanya menyebabkan banyak kematian namun ternyata ada sisi lain yaitu berdampak baik terhadap bumi secara global, salah satunya yaitu mengurangi polusi udara. Pada saat China menyatakan lockdown karena penyebaran virus corona yang semakin liar, peneliti sumber daya lingkungan pada 8 Maret lalu, dari Standford University, Marshall Burke melakukan beberapa perhitungan tentang penurunan polusi udara baru-baru ini di beberapa wilayah di China. Selain itu, seperti melansir Science Alert, Selasa (17/3/2020), para astronom menunjukkan penurunan emisi nitrogen dioksida di langit Eropa. Menggunakan instrumen Tropomi pada satelit Copernicus Sentinel-5P, astronom mengambil gambar permukaan Bumi yang diambil dari 1 Januari hingga 11 Maret 2020. Gambar tersebut menunjukkan penurunan nitrogen dioksida, yakni emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan asap industri, yang turun secara drastis. "Penurunan emisi nitrogen dioksida di atas Lembah Po di Italia utara sangat nyata," jelas Claus Zehner, manajer misi Badan Antariksa Eropa ( ESA) Copernicus Sentinel-5P. Zehner mengatakan meski mungkin ada variasi dalam data karena tutupan awan dan perubahan cuaca, namun dia meyakini pengurangan emisi terjadi bersamaan dengan lockdown di Italia. Begitu pula yang terjadi di Indonesia khususnya DKI Jakarta, berita akhir-akhir ini yang dipublikasikan di www.liputan6.com yang menyatakan bahwa langit Jakarta akhir-akhir ini menjadi lebih cerah dan bersih. Hal ini terjadi karena sejumlah aktivitas perkantoran dihentikan dan diganti dengan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH). Akibatnya, sejumlah ruas jalan di Ibu Kota lengang, sehingga berpengaruh pada kualitas udara di Jakarta. Selain itu, seperti yang dikatakan oleh Juru kampanye energy dan iklim greenface peace, berdasarkan data yang dikeluarkan bahwa sumber dari pencemaran yang terjadi di Jakarta yaitu 75% transformasi, 9% pembangkit listrik, 8% industry, dan 8% aktivitas rumah tangga atau pembakaran sampah. 

Pemerintah telah melakukan upaya untuk pencegahan COVID-19 salah satunya PSBB(Pembatasan Sosial Berskala Besar) di DKI Jakarta. Adapun PSBB terkait aktivitas luar rumah yaitu sekolah ditutup sehingga siswa belajar di rumah, proses bekerja dibatasi diganti bekerja di rumah, tempat ibadah ditutup umum yang mana dilakukan di rumah masing-masing, penghentian sementara aktivitas penduduk di tempat/fasilitas umum dengan audients diatas 5 orang, penghentian sementara aktivitas social budaya yang menimbulkan kerumunan orang, dan juga pembatasan penggunaan moda transpotasi untuk pergerakan orang dan barang. Dengan berbagai pembatasan social tersebut, akhir-akhir ini  terdengar berita bahwa langit-langit DKI Jakarta menjadi lebih cerah dan bersih. Hal ini tentu saja berkaitan dengan berkurangnya polusi udara yang biasanya berasal dari industry-industri dan kendaraan. 



Komentar

Postingan Populer