Ketergantungan Perekonomian Terhadap Pertambangan Timah di Bangka Belitung
Ketergantungan Perekonomian Terhadap
Pertambangan Timah
di Bangka Belitung
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah
sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau
Bangka dan Pulau Belitung serta ratusan pulau-pulau kecil, total pulau yang
telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Hal yang
unik di Bangka Belitung yaitu terkenal sebagai salah satu penghasil timah
terbesar di Indonesia sehingga dalam sektor pertambangan, timah menjadi
primadona di Kepulauan Bangka Belitung. Produksi timah memiliki kontribusi yang besar. Hal ini menyebabkan ketergantungan dalam perekonomian di Bangka Belitung.
Menurut data BPS, Perdagangan atau ekspor di Bangka Belitung didominasi oleh komoditi
timah. Pada tahun 2018, Nilai ekspor timah senilai US$ 1.361,2 juta berkisar
76,62 persen dari total ekspor. Adapun lima negara tujuan ekspor logam timah
terbesar yaitu Singapura, Jepang, Belanda, Korea Selatan, dan India. Selain
itu, pertambangan timah merupakan pembentuk produk domestik regional bruto
(PDRB) yang paling utama di Bangka Belitung.
Walau timah menjadi komoditi ekspor terbesar di
Bangka Belitung. Namun, Perkembangan ekspor timah di Bangka Belitung mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan adanya penurunan permintaan logam khususnya
timah, cadangan timah yang semakin tipis dan juga diberlakukannya Permendag
Nomor 33 Tahun 2015, sebagai revisi dari Permendag Nomor 44 Tahun 2014 tentang
ketentuan ekspor timah yang mana perusahaan timah harus terdaftar dalam
eksportir timah, baru dapat melakukan ekspor ke luar negeri.
Penambangan yang terjadi di Bangka Belitung
dilakukan secara legal dan ilegal. Penambangan yang dilakukan secara legal
diharapkan Bangka Belitung masuk sebagai pemegang saham 10 persen di PT Timah
Tbk yang bertujuan agar ekonomi Bangka Belitung akan meningkat naik. Adapun penambangan
yang dilakukan secara illegal seringkali
berdampak buruk terhadap lingkungan terutama daerah pesisir dan laut.
Pertambangan timah di Bangka Belitung memiliki
banyak kontribusi dalam hal produk domestik regional bruto (PDRB) dan ekspor
atau perdagangan, sehingga menimbulkan ketergantungan perekonomian terhadap
hasil penambangan timah di Bangka Belitung. Namun adanya hambatan-hambatan
dalam mencapai daerah yang makmur dan sejahtera jika terus-terusan bergantung
pada timah saja, maka gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman
menginginkan agar perekonomian di Bangka Belitung tidak hanya dari pertambangan
timah melainkan dapat juga dilakukan transformasi masyarakat dari penambang ke
sektor yang lain seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan
pariwisata.
Komentar
Posting Komentar