Pembangunan Ekonomi Bangka Belitung Tidak Bisa Lepas dari Peran Kaum Wanita


Pembangunan Ekonomi Bangka Belitung Tidak Bisa Lepas dari Peran Kaum Wanita

Menurut wikepedia, pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Perekonomian Bangka Belitung paling besar berasal dari hasil pertambangan timah. Seperti yang terjadi pada tahun 2018 berdasarkan data BPS, Perdagangan atau ekspor  di Bangka Belitung didominasi oleh komoditi timah ,sehingga pertambangan timah merupakan pembentuk produk domestik regional bruto (PDRB) paling utama di Bangka Belitung sebesar 17,38 persen. Namun, permasalahan yang dihadapi Bangka Belitung yaitu pada tahun 2019, penambangan dan penggalian timah mulai menurun yaitu sebesar 9,49 persen sehingga berdampak terhadap industri pengolahan. Dengan kondisi cadangan timah yang kian menipis, maka perekonomian Bangka Belitung tidak bisa hanya bergantung pada timah. 

Seperti yang dilansir dari koran Bangka Pos , Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman menginginkan agar transformasi masyarakat dilakukan, dari penambang ke sektor yang lain seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan pariwisata. Untuk menyelamatkan dan meningkatkan perekonomian Bangka Belitung dibutuhkan partisipasi dari semua kalangan. Oleh karena itu, kesetaraan atau keadilan gender mesti terwujud. Keadilan gender akan dapat terjadi jika tercipta suatu kondisi dimana porsi dan siklus social perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan harmonis. Akan tetapi, nyatanya ketimpangangan gender sering kali terjadi di berbagai hal. Di bidang pendidikan, berdasarkan data BPS rata-rata lama sekolah perempuan dari lima tahun terakhir (2015-2019) lebih kecil dibandingkan laki-laki. Partisipasi perempuan dalam parlemen di provinsi Bangka Belitung , berdasarkan data BPS pada tahun 2018 hanya sebesar 4,44%. Selain itu, IPG (indeks pembangunan gender) provinsi bangka belitung berdasarkan data BPS pada tahun 2019 sebesar 89.00 artinya pembangunan laki-laki lebih tinggi dibanding  pembangunan perempuan. Adapun indeks pemberdayaan provinsi Bangka Belitung pada tahun 2018 terkecil kedua setelah papua barat yaitu sebesar 52,57 yang mana IDG ini menitikberatkan pada partisipasi dengan cara mengukur ketimpangan gender di bidang ekonomi, partisipasi politik dan pengambilan keputusan.

 Kurangnya pastisipasi perempuan di berbagai bidang terutama perekonomian menghambat pertumbuhan perekonomian di Bangka Belitung. Kesetaraan gender terus diupayakan untuk terwujud  di Indonesia bahkan menjadi tujuan SDGs yaitu tujuan SDGs yang kelima : mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan. Adapun salah satu cara untuk meningkatkan peran kontribusi dan partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi khususnya perkembangan ekonomi digital untuk memasarkan hasil produk industry rumahan melalui internet dan juga telah didukung oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengeluarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republic Indonesia Nomor: 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Pembangunan Industry Rumahan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Pemberdayaan Perempuan. Selain itu, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung perempuan dapat berkontribusi di berbagai kegiatan ekonomi . Hal itu tentu membutuhkan banyak proses terutama dalam hal pendidikan. Karena pendidikan yang rendah tidak dapat menjamin perkerjaan yang layak.

Kesetaraan gender merupakan isu yang bersifat multidimensi. Isu ini meliputi sisi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi yang juga menjadi focus SDGs yaitu tujuan kelima SDGs. Isu gender juga menjadi poin dalam tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Kesetaraan gender sangat penting untuk terwujud agar semua tujuan dan pembangunan dapat tercapai. Ketidakadilan gender masih sering kali terjadi di berbagai hal, namun terus diupayakan oleh pemerintah Indonesia. Perekonomian provinsi Bangka Belitung tidak bisa hanya bergantung pada hasil timah yang kian menipis , bahkan gubernur provinsi Bangka Belitung berkeinginan untuk melakukan transformasi. Hal ini tentu saja harus didukung oleh semua kalangan baik laki-laki maupun perempuan. Adapun cara yang dapat dilakukan  dengan meningkatkan pendidikan agar mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keahlian, menyadarkan perempuan untuk berkontribusi dalam parlemen, dan juga berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian dengan memanfaatkan teknologi untuk industry rumahan dan membuka UMK atau UMB.  



Komentar

Postingan Populer