Apa yang Terjadi dengan Hutan di Bangka Belitung?


Apa yang Terjadi dengan Hutan di Bangka Belitung?

Menurut Wikipedia, hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting. Melindungi  hutan termasuk salah satu tujuan SDGs yaitu tujuan ke-15. Adapun tujuan ke-15 SDGs adalah melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati. Untuk mewujudkan tujuan ke-15 SDGs menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat di Bangka Belitung karena kondisi kawasan hutan di Bangka Belitung yang semakin kritis. 

Data Dinas Kehutanan Bangka Belitung 2018 menyebutkan 200 ribu hektare (ha) kawasan hutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dalam kondisi kritis. Luasan ini mencapai 1/3 dari 600 ribu ha total kawasan hutan di Babel. Hal ini terjadi terutama karena praktik tambang ilegal dan illegal logging. Selain itu, disebabkan oleh factor lain. Berbagai upaya penertiban yang sudah dilakukan namun penambang illegal tetap saja beroperasi.

"Ditertibkan pagi, dia kerja malam. Ditertibkan malam, dia kerja pagi. Mesinnya dibakar, masih juga beroperasi. Berarti ada apa dan siapa ini. Bagusnya, didoakan agar sadar saja, insyaallah. Tuhan bisa beri mereka kesadaran," ucap Erzaldi Rosman.

Antara
Penambangan timah menggerus hutan di Bangka Belitung

Dampak kerusakan hutan di Bangka Belitung yaitu rusaknya habitat dan satwa yang ada di dalam hutan, hutan menjadi tandus dan kerusakan hutan mengancam kondisi perairan darat di Babel, sehingga  akibat yang ditimbulkan adalah Babel menjadi cepat kering saat musim kemarau, dan mudah banjir saat musim hujan.

Untuk  mengatasi kerusakan hutan akibat penambangan illegal yaitu:
Kolong-kolong yang terbentuk akibat penambangan timah dapat dikelola agar fungsi penahan              airnya bisa maksimal dengan cara penggunaan kompos block dan penanaman pohon di                        sekitarnya.
Pemerintah sudah mengambil langkah untuk memperbaiki hutan kritis di Babel yang mana                  masih menunggu hasil konsultan dari Jerman untuk pengendalian kawasan eks-tambang dan                selanjutnya akan melakukan  kerja sama dengan PT Timah karena mereka juga konsern                        dengan hal ini.

Pertambangan timah di Bangka Belitung sebenarnya bukan menjadi masalah bagi lingkungan, jika pertambangan timah yang dilakukan secara legal karena penambang legal sudah menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Yang menyebabkan rusaknya hutan di Bangka Belitung didominasi oleh pertambangan illegal. Kondisi kawasan hutan Bangka Belitung  yang kritis menyebabkan banyak masalah yang tidak hanya dirasakan oleh masyarakat saat ini namun akan dirasakan juga oleh  cucu-cucu mereka nantinya.  Oleh karena itu, Gubernur Bangka Belitung beserta jajarannya dan didukung oleh masyarakat melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi hutan yang sudah rusak dan mencegah terjadinya kerusakan hutan yang lain. 



Komentar

Postingan Populer